Ahok soal calon camat hadiri pelantikan: Semua jadi kacau balau!

Ahok soal calon camat hadiri pelantikan: Semua jadi kacau balau!



 Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menjelaskan penyebab dirinya marah dan memerintahkan lurah dan camat meninggalkan ruangan pelantikan. Pria yang akrab disapa Ahok ini menilai kejadian itu sebagai bentuk kesalahpahaman antara dirinya dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, Agus Suradika dan Sekretaris Daerah, Saefullah.

Ahok mengatakan bahwa Agus dan Saefullah beranggapan pelantikan tersebut harus ramai, dan diikuti para camat dan lurah.

"Ya saya sebetulnya ada kesalahpahaman aja saya kira. BKD dan Pak Sekda, kita selalu punya pikiran nanti mesti ramai. Saya kira gitu pak. Lantik itu punya pikiran kalau camat lurah meski ikut," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Jumat (27/11).

Dirinya mengaku tengah mempersiapkan pergantian camat dan lurah tersebut pada 8 Januari 2016. Menurutnya, pergantian dan rotasi di jajaran camat dan lurah itu harus melalui serangkaian mekanisme tes.

"Nah makanya saya tidak ingin lurah camat geser dulu. Sebab kita lagi persiapan mau ikut tes 600 orang. Calon lurah baru," jelasnya.

Selain itu, Ahok mengungkapkan, Kepala BKD dan Sekda berinisiatif melantik para lurah dan camat ini karena dinilainya akan efektif dilakukan bersamaan dengan pelantikan hari ini.

"Itu tadi Pak Sekda dan Pak BKD berpikir supaya efektif dilantik sekalian. Efek domino dikeluarin. Padahal saya pinginnya tidak boleh ada efek domino dulu. Dan Pak Sekda dan Pak BKD pikir, wakil camat naik, meski ambil dong lurah naik jadi camat. Sekretaris camat bisa naik dong jadi wakil camat. Kalau udah naik itu semua langsung jadi efek domino kan," jelasnya.

Berbeda dengan Kepala BKD dan Sekda, mantan Politisi Gerindra ini beranggapan dengan rotasi dan perombakan di jajaran lurah dan camat ini justru akan menimbulkan kekacauan, karena sudah banyak PNS DKI yang mengalami mutasi dan rotasi.

"Lurah yang naik mesti ganti lurah. Semua jadi kacau balau. Nah kalau maksud saya tu langsung saja. Mungkin semalam udah kemalaman sampai pukul 23.30 WIB sampai pukul 03.00 WIB, Udah terlalu capek," tandas orang nomor satu DKI ini.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terlihat naik pitam sebelum memulai acara pelantikan pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) eselon III dan IV DKI Jakarta. Kemarahan Ahok bermula ketika melihat ada jajaran calon Camat dan Lurah dengan pakaian dinas upacara (PDU) serba putih turut hadir dalam pelantikan itu.

Pasalnya, mantan Bupati Belitung Timur ini tidak mengagendakan perombakan untuk tingkat Camat dan Lurah. Langsung saja, ia mengambil microphone dan meminta barisan lurah dan camat ini untuk meninggalkan ruangan.
Posted in: | Posted by : Unknown

Tak agendakan pelantikan, Ahok usir calon camat dari Balai Kota

Tak agendakan pelantikan, Ahok usir calon camat dari Balai Kota

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama terlihat naik pitam sebelum memulai acara pelantikan pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) eselon III dan IV DKI Jakarta. Kemarahan Ahok bermula ketika melihat ada jajaran calon Camat dan Lurah dengan pakaian dinas upacara (PDU) serba putih turut hadir dalam pelantikan itu.

Pasalnya, mantan Bupati Belitung Timur ini tidak mengagendakan perombakan untuk tingkat Camat dan Lurah. Langsung saja, ia mengambil microphone dan meminta barisan lurah dan camat ini untuk meninggalkan ruangan.

"Ini mohon maaf, Lurah dan Camat batal saya lantik. Semua yang merasa saya tidak sebutkan namanya geser dulu sampai tanggal 8 Januari nanti. Enggak jadi dilantik, Bapak Ibu kembali ke posisi semula. Lurah camat batal," kata Ahok dengan nada tinggi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (27/11).

"Pergeserannya saya enggak tahu nih, ini kacau ini, ini kacau kayak gini nih. Terus saya bilang yang saya geser. Jadi pergerakan camat dan lurah, tidak ada," lanjut Ahok geram.

Rombongan para lurah dan camat ini tampak kebingungan dengan instruksi Ahok tersebut. Tanpa pikir panjang, para lurah dan camat ini langsung meninggalkan ruangan pelantikan.

Kemarahan Ahok tidak sampai di situ. Ahok kembali kesal saat mengecek kembali daftar pejabat yang sudah dia tetapkan, ternyata, di ruangan jumlah peserta yang hadir lebih banyak dari yang ditetapkan.

Akhirnya Ahok mengabsen kembali satu persatu pejabat yang akan dilantik. Ketika ditanya satu persatu, Ahok keheranan, karena ada beberapa pejabat yang akan dilantik tidak tahu siapa saja yang menggantikan pos jabatan yang mereka tinggalkan.

"Ngomong aja enggak becus gimana, siapa yang belum tau penggantinya disini? Bapak ibu ngomong Anda, kalau enggak bisa ngomong enggak jadi dilantik kalian semua, gimana mau mimpin kalian aja enggak berani ngomong. Bapak ibu mau jadi eselon harus berani ngomong dong," ujar Ahok geram.

Kendati demikian, pelantikan tetap berlangsung. Saat itu, mantan Politisi Gerindra ini hanya melantik dua pejabat eselon II untuk posisi kepala inspektorat dan kepala BPLHD. Selain itu, dia juga diketahui melantik pejabat eselon III dan IV dari lingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI dan Dinas Sosial DKI Jakarta.
Posted in: | Posted by : Unknown

Jawaban nyeleneh Ahok tiap diserang Lulung berbagai kasus di DKI

Jawaban nyeleneh Ahok tiap diserang Lulung berbagai kasus di DKI
Bak kucing dan tikus, hubungan Basuki Tjahaja Purnama dan Abraham Lunggana, rasanya tak pernah terdengar adem ayem. Keduanya sering kali saling sindir dengan kata-kata pedas.
Hubungan keduanya makin memanas saat Basuki menggantikan Joko Widodo menduduki kursi nomor 1 DKI. Ada saja hal yang membuat keduanya berseteru, mengkritik dan saling sindir.
Sejumlah kasus seperti korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) dan kasus lainnya membuat hubungan mereka makin memanas. Keduanya saling melontarkan pernyataan menyudutkan terkait kasus yang terjadi di Pemprov DKI.
Tapi bukan Ahok namanya bila tak bisa membalas tudingan Lulung. Berikut ini jawaban-jawaban nyeleneh Ahok saat dikaitkan Lulung dalam kasus UPS:
Posted in: | Posted by : Unknown

Jumat keramat ala Ahok berujung pengusiran calon camat dan lurah

Jumat keramat ala Ahok berujung pengusiran calon camat dan lurah

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama naik pitam sebelum memulai acara pelantikan pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) eselon III dan IV DKI Jakarta. Kemarahan Ahok bermula ketika melihat ada jajaran calon camat dan lurah dengan pakaian dinas upacara (PDU) serba putih hadir dalam pelantikan itu.

Padahal, mantan Bupati Belitung Timur ini tidak mengagendakan perombakan untuk tingkat camat dan lurah. Langsung saja, ia mengambil microphone dan meminta barisan lurah dan camat ini untuk meninggalkan ruangan.

"Ini mohon maaf, lurah dan camat batal saya lantik. Semua yang merasa saya tidak sebutkan namanya geser dulu sampai tanggal 8 Januari nanti. Enggak jadi dilantik, bapak dan ibu kembali ke posisi semula. Lurah, camat batal," kata Ahok dengan nada tinggi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (27/11).

Ahok menilai kejadian itu sebagai bentuk kesalahpahaman antara dirinya dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, Agus Suradika dan Sekretaris Daerah, Saefullah. Menurut Ahok, Agus dan Saefullah beranggapan pelantikan harus ramai, dan diikuti para camat dan lurah.

"Ya saya sebetulnya ada kesalahpahaman saja saya kira. BKD dan Pak Sekda, kita selalu punya pikiran nanti mesti ramai. Saya kira gitu pak. Lantik itu punya pikiran kalau camat lurah meski ikut," ujar Ahok.

Dirinya mengaku tengah mempersiapkan pergantian camat dan lurah tersebut pada 8 Januari 2016. Menurutnya, pergantian dan rotasi di jajaran camat dan lurah itu harus melalui serangkaian mekanisme tes.
Posted in: | Posted by : Unknown

Ahok pecat dua pejabat DKI karena UPS dan anggaran siluman

Ahok pecat dua pejabat DKI karena UPS dan anggaran siluman

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan alasannya mencopot Lasro Marbun dari jabatannya sebagai Inspektur DKI. Ahok, begitu dia disapa, menilai bahwa Larso pihak yang bertanggung jawab dalam pengadaan perangkat uninterruptible power supply (UPS) pada APBD-P 2014.

Sebelumnya, Larso diketahui sebelum menjabat sebagai Inspektorat DKI, Larso adalah Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Selain Larso, Ahok juga mencopot, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI, Andi Baso Mappapoleonro.

Dia menilai, Andi Baso juga salah satu orang yang bertanggung jawab terkait adanya anggaran siluman di pos program Bappeda DKI Jakarta.

"Pasti saudara bertanya kenapa mengganti dua itu? Karena dua itu adalah orang yang saya tidak tahu apakah terlibat atau tidak terlibat secara langsung tapi adalah orang yang langsung berhubungan UPS, Scanner, dan APBD siluman menurut saya," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Jumat (27/11).

Dengan pencopotan Larso dan Andi Baso, mantan politikus Gerindra ini ingin membuktikan bahwa dirinya tidak melindungi oknum yang terlibat dalam kasus pengadaan UPS dan anggaran siluman di Bappeda.

"Kemarin waktu saya diperiksa BPK ada kecenderungan berpikir saya memberikan jabatan ke mereka karena saya takut. Seolah-olah saya melindungi mereka. Jadi kalo saya terlibat kan meski kasih jabatan ini. Makanya sekarang saya mau buktikan hari ini. Saya copot aja," tegas Ahok usai pelantikan.

Seperti diketahui, Ahok baru saja melantik dua pejabat eselon II untuk posisi kepala inspektorat dan kepala BPLHD. Selain itu, dia juga diketahui melantik pejabat eselon III dan IV dari lingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI dan Dinas Sosial DKI Jakarta.
Posted in: | Posted by : Unknown

Djarot soal Ahok damprat calon camat: Tak apa, daripada kacau

Djarot soal Ahok damprat calon camat: Tak apa, daripada kacau

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, marah besar saat pelantikan eselon III dan IV ikut dihadiri calon lurah dan camat. Dia sempat mengusir calon camat dan lurah dari ruangan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, tak merasa ada yang berlebihan dengan kemarahan Basuki tadi.

"Itu kan enggak apa-apa daripada dia ngacau di belakang lebih baik di depan," kata Djarot yang ditemui usai pelantikan di Balai Kota Jakarta, Jumat (27/11).

Dia menduga hal ini terjadi karena kesalahpahaman. Dia memastikan Ahok menerima data tapi, tak seperti yang tertera di absen saat pelantikan akan dimulai.

"Sudah diserahkan. Tapi enggak tahu juga. Mungkin berbeda enggak lengkap," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, juga mengaku kaget melihat kacaunya pelantikan siang tadi. Itu sebabnya, dia memaklumi kemarahan Ahok.

"Enggak apa-apa itu kan gaya. Tapi gua kaget juga gua," kata Pras.

Dia menduga ada yang tak memegang data soal nama-nama yang akan dilantik. Sehingga Ahok merasa ada yang tak sesuai dari yang dia rencanakan.

"Gila ya, mungkin dia belum paham juga karena dia enggak megang data. Jadinya efek domino enggak kebaca. Tapi ini kalau diganti sama ini, gantinya lagi siapa. kalau larinya ke staf, berenti deh," tambahnya.

"Tadi lagi mimpin rapat tadi. Mimpin rapim. Rapat penyisiran anggaran. Nah mungkin itu berkas ketinggalan kita enggak tahu," pungkasnya.
Posted in: | Posted by : Unknown

Video ketegangan polisi saat tilang dosen, siapa yang benar?

Video ketegangan polisi saat tilang dosen, siapa yang benar?

Video perdebatan seorang anggota polisi lalu lintas (Polantas) dengan beberapa penumpang mobil sedan ramai di sosial media. Saling adu mulut terjadi ketika polisi mencoba melakukan penilangan terhadap mobil tersebut.

Video berdurasi 2.43 menit ini memperlihatkan bagaimana polisi menilang mobil yang berisi beberapa perempuan yang mengaku mereka dosen dari Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat.

"Saya dosen Unpad," ucap salah seorang penumpang mobil.

"Kalau dosen kenapa?," balas sang Polisi.

"Bapak sudah ambil uangnya kan? Yasudah mau apa lagi?," tambah sang pengemudi.

Begitulah sepintas percakapan di antara polisi dengan seisi mobil yang terdengar amat begitu gaduh.

Berikut video tilangnya:



Posted in: , , , , , , | Posted by : Unknown